Rima Wirenviona, M.Kes

Bidan Ahli Kesehatan Reproduksi yang telah melahirkan 5 buku berjudul: 1. Antara 2 Cermin 2. Antologi Pantun Kesehatan untuk Anak Usia Sekolah 3. Kemar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendidikan Seksualitas pada Anak

Pendidikan Seksualitas pada Anak

Pendidikan seksualitas terhadap anak sangat diperlukan untuk mendidik pemahaman yang benar terhadap apa yang ada di dirinya dan bagaimana ia bertindak serta bersikap. Pemahaman yang benar akan membuatnya mengerti secara benar hal-hal yang berkaitan dengan tubuh dan fungsi bagian-bagian tubuhnya, sehingga ia dapat menjaga diri dimanapun berada. Anak akan lebih mantap untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh buruk dunia luar yang kita takutkan selama ini. Selain itu, anak akan tetap kokoh pada kondratnya sebagai laki-laki atau perempuan sebagaimana mestinya. Ia juga akan terhindar dari penyakit kelamin atau infeksi menular seksual yang berbahaya.

Masyarakat di sekitar kita banyak yang “berbisik-bisik” soal seks. Selama ini jika kita berbicara mengenai seks yang ada dipikiran sebagian besar orang adalah hubungan seks. Hal ini disebabkan oleh fenomena seks bebas (free sex) yang banyak terjadi di kalangan remaja saat ini. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), seks itu artinya jenis kelamin yang membedakan laki-laki dan perempuan, segala sesuatu yang berkenaan dengan seks (jenis kelamin) termasuk di dalamnya hubungan intim antara laki-laki dan perempuan disebut seksual. Selanjutnya, seksualitas lebih menggambarkan ciri-ciri, sifat, peran seks, dorongan seks, atau kehidupan seks.

Pendidikan seksualitas tidak menggambarkan hal-hal yang mengumbar aurat atau mengajarkan cara berhubungan seks. Seksualitas bukan hanya berbicara mengenai alat kelamin tetapi membicarakan tentang keseluruhan ekspresi kita sesuai kondratnya. Apa yang kita percayai, pikirkan, rasakan, bagaimana kita bereaksi terhadap lingkungan, bagaimana kita menampilkan diri, bagaimana kita berbudaya dan bersosial disesuaikan jenis kelamin kita sebagai laki-laki atau perempuan. Contoh remaja putri memakai anting, rok, rambut panjang, dan mengenakan kerudung. Pada hakikatnya ia sedang menggunakan seksualitasnya. Artinya, ia menunjukkan bahwa dirinya adalah perempuan. Contoh lain laki-laki berusaha tidak menangis dihadapan perempuan, berusaha berbicara lantang dan tegas, atau menjadi pemimpin terutama di hadapan perempuan.

Seksualitas dibagi dalam 3 dimensi utama, yaitu dimensi biologis, psikologis, dan kultural. Pertama, dimensi biologis berkaitan dengan fisik atau anatomi tubuh dan fungsi alat reproduksi/ alat kelamin. Selain itu, dibahas juga mengenai dampaknya bagi kehidupan fisik atau biologis manusia. Melalui dimensi ini, kita akan mengetahui bagaimana menjaga kesehatan dari gangguan seperti infeksi menular seksual atau infeksi saluran reproduksi sehingga dapat memfungsikannya secara optimal.

Kedua, dimensi psikologis seksualitas berhubungan erat dengan cara manusia menjalani fungsi seksual dengan identitas jenis kelaminnya. Dinamika aspek-aspek psikologis yaitu kognisi, emosi, motivasi, dan perilaku lebih diperhatikan. Rasa suka atau tertarik terhadap lawan jenis dan sebagainya merupakan contoh dampak psikologis dalam kehidupan manusia.

Ketiga, seksualitas dari dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia. Lingkungan memberi pengaruh dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seksual. Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Pendidikan seksualitas hendaknya dimulai sejak dini yaitu masa kanak-kanak. Guru pertama yang mengajarkan tentang seksualitas adalah orangtua. Seksualitas bukanlah hal yang tabu untuk diajarkan kepada anak-anak sejak usia belia. Pemilihan tata bahasa menjadi kunci penting agar mudah dipahami oleh anak. Pemakaian bahasa yang ringan dan mencontohkan secara langsung serta memainkan peran sesuai jenis kelamin akan memudahkan anak mengerti tentang jati dirinya. Sisihkanlah rasa kekuatiran dalam diri orangtua kepada anaknya dengan terus berdoa dan menjalin komunikasi yang akrab dengan anak serta pasangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Paparan yang luar biasa. Sukses selalu dan barakallahu fiik

02 Jul
Balas

Aamiin. Sukses selalu bu

02 Jul

Inspiratif dan sangat berguna. Salam literasi.

02 Jul
Balas

Terimaksih pak, salam literasi

02 Jul



search

New Post